Apakah harus mencukur rambut yang ada di biji testisnya? Saya mohon penjelasan seputar masalah ini. Bagaimana dengan wanita, apakah diharuskan mencukur rambutnya juga?
Telah ada ketetapan sunnah yang suci dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam yang menunjukkan dianjurkannya mencukur rambut di sekitar kemaluan. Sebagaimana ketetapan dari Nabi shallallahu ’alaihi wa salam, beliau bersabda:
“Yang sesuai fitrah itu ada lima, diantaranya mencukur bulu kemaluan.” (HR. Bukhari)
Dan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam telah menentukan waktunya empat puluh hari, maka jangan membiarkan lebih dari itu. Berdasarkan hadits Anas bin Malik radhiallahu ’anhu berkata:
ﻭﻗﺖ ﻟﻨﺎ ﻓﻲ ﻗﺺ ﺍﻟﺸﺎﺭﺏ ، ﻭﺗﻘﻠﻴﻢ ﺍﻷﻇﺎﻓﺮ ، ﻭﻧﺘﻒ ﺍﻹﺑﻂ ، ﻭﺣﻠﻖ ﺍﻟﻌﺎﻧﺔ ﺃﻻ ﻳﺘﺮﻙ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎً ) ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ 10/284 ﻭ ﻣﺴﻠﻢ 1/222(
“Kami diberi (ketentuan) waktu dalam mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur rambut sekitar kemaluan. Agar tidak melebihi dari empat puluh hari.” (HR. Bukhari, 10/284 dan Muslim, 1/222)
Para ulama fikih menyebutkan beberapa adab terkait dengan mencukur bulu sekitar kemaluan, mereka menegaskan bahwa dianjurkan memulai dengan mencukur bulu sekitar kemaluan dari bawah pusar, dari sisi kanan, hendaknya menutupinya, dan mempergunakan yang dapat menghilangkan rambut atau kuku.
Hikmah dianjurkan menghilangkan rambut yang kotor ini terealisasi dengan (mencukur) rambut di dua testis dan dubur jika najisnya menempel. Karena maksudnya adalah kebersihan dan kesucian yang sempurna. Menjauhi sebab-sebab kotor serta tertempelnya kotoran dan najis di tubuh. Maka dalam kondisi seperti itu, mencukurnya adalah urusan yang dianjurkan. Sementara para wanita dalam mencukur rambut sekitar kemaluan, rambut di kedua ketiaknya hukumnya sama seperti lelaki.
Home
» apakah boleh mencukur bulu kemaluan
» boleh tidak mencukur bulu kemaluan
» apakah boleh mencukur bulu kemaluan, boleh tidak mencukur bulu kemaluan
Senin, 01 Juni 2015
apakah boleh mencukur bulu kemaluan, boleh tidak mencukur bulu kemaluan
Apakah harus mencukur rambut yang ada di biji testisnya? Saya mohon penjelasan seputar masalah ini. Bagaimana dengan wanita, apakah diharuskan mencukur rambutnya juga?
Telah ada ketetapan sunnah yang suci dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam yang menunjukkan dianjurkannya mencukur rambut di sekitar kemaluan. Sebagaimana ketetapan dari Nabi shallallahu ’alaihi wa salam, beliau bersabda:
“Yang sesuai fitrah itu ada lima, diantaranya mencukur bulu kemaluan.” (HR. Bukhari)
Dan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam telah menentukan waktunya empat puluh hari, maka jangan membiarkan lebih dari itu. Berdasarkan hadits Anas bin Malik radhiallahu ’anhu berkata:
ﻭﻗﺖ ﻟﻨﺎ ﻓﻲ ﻗﺺ ﺍﻟﺸﺎﺭﺏ ، ﻭﺗﻘﻠﻴﻢ ﺍﻷﻇﺎﻓﺮ ، ﻭﻧﺘﻒ ﺍﻹﺑﻂ ، ﻭﺣﻠﻖ ﺍﻟﻌﺎﻧﺔ ﺃﻻ ﻳﺘﺮﻙ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎً ) ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ 10/284 ﻭ ﻣﺴﻠﻢ 1/222(
“Kami diberi (ketentuan) waktu dalam mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur rambut sekitar kemaluan. Agar tidak melebihi dari empat puluh hari.” (HR. Bukhari, 10/284 dan Muslim, 1/222)
Para ulama fikih menyebutkan beberapa adab terkait dengan mencukur bulu sekitar kemaluan, mereka menegaskan bahwa dianjurkan memulai dengan mencukur bulu sekitar kemaluan dari bawah pusar, dari sisi kanan, hendaknya menutupinya, dan mempergunakan yang dapat menghilangkan rambut atau kuku.
Hikmah dianjurkan menghilangkan rambut yang kotor ini terealisasi dengan (mencukur) rambut di dua testis dan dubur jika najisnya menempel. Karena maksudnya adalah kebersihan dan kesucian yang sempurna. Menjauhi sebab-sebab kotor serta tertempelnya kotoran dan najis di tubuh. Maka dalam kondisi seperti itu, mencukurnya adalah urusan yang dianjurkan. Sementara para wanita dalam mencukur rambut sekitar kemaluan, rambut di kedua ketiaknya hukumnya sama seperti lelaki.
Telah ada ketetapan sunnah yang suci dari Nabi sallallahu’alaihi wa sallam yang menunjukkan dianjurkannya mencukur rambut di sekitar kemaluan. Sebagaimana ketetapan dari Nabi shallallahu ’alaihi wa salam, beliau bersabda:
“Yang sesuai fitrah itu ada lima, diantaranya mencukur bulu kemaluan.” (HR. Bukhari)
Dan Nabi shallallahu ’alaihi wa sallam telah menentukan waktunya empat puluh hari, maka jangan membiarkan lebih dari itu. Berdasarkan hadits Anas bin Malik radhiallahu ’anhu berkata:
ﻭﻗﺖ ﻟﻨﺎ ﻓﻲ ﻗﺺ ﺍﻟﺸﺎﺭﺏ ، ﻭﺗﻘﻠﻴﻢ ﺍﻷﻇﺎﻓﺮ ، ﻭﻧﺘﻒ ﺍﻹﺑﻂ ، ﻭﺣﻠﻖ ﺍﻟﻌﺎﻧﺔ ﺃﻻ ﻳﺘﺮﻙ ﺃﻛﺜﺮ ﻣﻦ ﺃﺭﺑﻌﻴﻦ ﻳﻮﻣﺎً ) ﺭﻭﺍﻩ ﺍﻟﺒﺨﺎﺭﻱ 10/284 ﻭ ﻣﺴﻠﻢ 1/222(
“Kami diberi (ketentuan) waktu dalam mencukur kumis, memotong kuku, mencabut bulu ketiak dan mencukur rambut sekitar kemaluan. Agar tidak melebihi dari empat puluh hari.” (HR. Bukhari, 10/284 dan Muslim, 1/222)
Para ulama fikih menyebutkan beberapa adab terkait dengan mencukur bulu sekitar kemaluan, mereka menegaskan bahwa dianjurkan memulai dengan mencukur bulu sekitar kemaluan dari bawah pusar, dari sisi kanan, hendaknya menutupinya, dan mempergunakan yang dapat menghilangkan rambut atau kuku.
Hikmah dianjurkan menghilangkan rambut yang kotor ini terealisasi dengan (mencukur) rambut di dua testis dan dubur jika najisnya menempel. Karena maksudnya adalah kebersihan dan kesucian yang sempurna. Menjauhi sebab-sebab kotor serta tertempelnya kotoran dan najis di tubuh. Maka dalam kondisi seperti itu, mencukurnya adalah urusan yang dianjurkan. Sementara para wanita dalam mencukur rambut sekitar kemaluan, rambut di kedua ketiaknya hukumnya sama seperti lelaki.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Posting Komentar